Rabu, 01 Februari 2017

Kemuliaan Maria di Surga

Santa Brigitta dari Swedia (1303-1373) beroleh anugerah penglihatan akan Sang Perawan di surga dalam kemuliaan. Ia melihat Bunda Allah, Ratu Surga, mengenakan sebuah mahkota yang tak ternilai. Rambutnya yang indah kemilau terjuntai di bahu. Sang Perawan mengenakan sebuah jubah keemasan yang cemerlang dan sehelai kerudung sebiru langit. Brigitta tenggelam ke dalam ekstasi kontemplatif, seolah suatu kehidupan batin memisahkannya dari dirinya sendiri.

Sekonyong-konyong Santo Yohanes Pembaptis muncul dan berkata kepadanya: "Dengarkan baik-baik: Aku hendak menyingkapkan makna dari semua ini kepadamu. Mahkota berarti bahwa Santa Perawan adalah Ratu dan Bunda dari Raja para malaikat. Rambutnya menandakan bahwa ia adalah yang termurni dari segala perawan dan mutlak sempurna. Kerudungnya yang berwarna biru langit menunjukkan bahwa segala hal duniawi mati baginya. Jubahnya yang keemasan melambangkan bahwa ia telah membuktikan kasih yang berkobar dan belas-kasih, baik secara lahir maupun batin.

Putranya menempatkan tujuh bunga leli pada mahkotanya: yang pertama adalah kerendahan hatinya, yang kedua adalah takut akan Allah, yang ketiga adalah ketaatannya, yang keempat kesabarannya, kelima ketenangannya; keenam kemanisannya, sebab ia manis dan memberi kepada semua yang berseru kepadanya apabila memohon sesuatu; ketujuh adalah kerahiman dalam kebutuhan: sebab apabila orang berseru kepadanya ia akan memberikan kepadanya apapun yang dibutuhkannya.

Putra Allah telah menempatkan di antara ketujuh leli ini tujuh batu mulia: yang pertama adalah keunggulan keutamaannya, sebab tiada roh yang memiliki keutamaan yang lebih tinggi dibandingkan Santa Perawan; yang kedua adalah kemurniannya yang sempurna sebab Ratu Surga begitu murni bahkan tiada noda dosa setitik pun padanya, dan tak ada setan yang pernah berhasil menemukan ketidakmurnian dalam dirinya. Ia sungguh yang termurni sebab adalah tepat Raja Kemuliaan ditempatkan hanya dalam bejana termurni yang terpilih di atas segenap para malaikat dan segenap umat manusia. Batu mulia ketiga adalah kecantikannya, sebab para kudus memuji Allah karena kecantikan BundaNya dan ini melengkapi sukacita segenap para malaikat dan para kudus. Batu mulia keempat pada mahkota mewakili kebijaksanaan Bunda Perawan sebab didandani dengan semarak dan keelokan ia dipenuhi hingga meluap dan diberkati dengan setiap hikmat Allah. Batu mulia kelima adalah kekuatannya sebab melalui Allah ia cukup kuat untuk menghancurkan dan mengenyahkan segala yang telah diciptakan. Batu mulia keenam adalah kemilau dan terangnya, sebab ia menerangi para malaikat yang matanya lebih cemerlang dari cahaya dan setan tunggang-langgang karena kecantikannya dan tiada berani menatap kemuliaannya. Batu mulia ketujuh adalah kepenuhan dari segala kebahagiaan, dari segala kemanisan rohani, yang ada dalam dirinya dengan kekayaan begitu rupa hingga tiada sukacita yang tak tumbuh darinya, pun tiada kebahagiaan yang tiada disempurnakan dengan menatap kecantikannya."

“diterjemahkan oleh YESAYA: yesaya.indocell.net